Blog

Andika Suherlandika dan Karier Music Business

Posted by:

 

“Cita-citamu apa, Nak?” tanya seorang ibu kepada anaknya.

“Jadi musisi, Bu!” jawab si anak.

“Ah kok musisi si, yang lebih jelas masa depannya dong!”

 

Jamak ditemui pendapat masyarakat yang mengecilkan impian seseorang yang ingin berkarier di bidang musik. Orangtua tentu tidak ingin anaknya ‘tidak punya masa depan’ atau tidak memiliki penghasilan yang memadai untuk menunjang kehidupannya kelak. Maka itu, musisi atau anak band, dan seperti juga bidang seni lainnya, sering dipandang sebagai pekerjaan yang tidak menjanjikan; belum lagi harus bertahan di dalam industri musik,  jika cukup beruntung berhasil masuk ke dalamnya. Tapi apakah prospek untuk berkarier di bidang musik sesuram itu? Karier bermusik tidak berarti hanya menjadi musisi saja, ada banyak aspek dalam dunia musik yang dapat menjadi penopang untuk para pecinta musik yang ingin hidup dari passion mereka. Misalnya bekerja di label rekaman, studio musik, event, sampai artist management.

Andika Suherlandika adalah pemuda yang berani ‘mengadu nasib’ demi impiannya. Ia berasal dari Cilegon, Banten, dan kedua orangtuanya bekerja sebagai PNS dan pegawai BUMN. Sejak kelas 2 SMA, ia sudah ingin berkuliah di SAE Indonesia tapi tidak diijinkan oleh orangtuanya. Tidak berputus asa, ia tetap belajar bisnis musik dari komunitasnya dan menyambangi forum-forum musik seperti Archipelago Fest, Synchronize Road to Campus, dan acara-acara lainnya. Andika tidak bisa memainkan alat musik, jadi ia bukanlah anak band yang siap bertarung di industri musik; ia menyadari bakatnya adalah sebagai perencana: mendirikan label kecil kecilan bersama kakaknya, membuat konsep acara, merencanakan tur band yang bernaung di labelnya, menyebar rilisan pers ke media-media, dll.

Awalnya ia ingin mengambil program Audio di SAE, tapi akhirnya ia memilih mengambil kursus Music Promotion & Marketing karena lebih sesuai dengan aktivitasnya selama ini. Setelah menyelesaikan kursus ia mendapat pekerjaan di Ivy League Music, label milik Mondo Gascaro. Tidak lama kemudian ia mengajukan permohonan beasiswa ke SAE Indonesia dan diterima, karena ia memiliki pengalaman yang mendukung kesempatannya untuk menimba ilmu di program Music Business SAE. Pengalaman-pengalamannya antara lain: pendiri acara tahunan Record Store Day di Serang, sudah bekerja 5 bulan di Ivy League sebagai Marketing & Promotion untuk album ‘Dunia Tanpa Batas’ Payung Teduh, ‘Rajakelana’ Mondo Gascaro, OST Kucumbu Tubuh Indahku; dan memanageri band asal Rangkasbitung, Beranda Rumah.

 

Andika dan Beranda Rumah

 

Andika (ketiga dari kiri) dan Beranda Rumah

 

Saat semester 1 Andika bahkan sudah memiliki project baru untuk tugas kuliah: membantu promosi band asal Jakarta, Ranu Pani, yang vokalisnya kebetulan adalah mahasiswa Audio SAE Indonesia, Upi Majid. Ia mengatakan lagu-lagu Ranu Pani yang dipromosikannya banyak didengarkan secara streaming dan diputar di banyak tempat, salah satunya adalah Aksara Kemang. Sampai saat ini Andika masih bekerja di Ivy League Music dan juga memanageri ilustrator cum penyanyi, Imelda Adams.

 

Andika menjadi Road Manager Mr & Mrs Muffins, band asal Seattle, Amerika Serikat, saat tur ke Jakarta

 

 

Bersama Mondo Gascaro dan Danilla Riyadi sehabis premier film Kucumbu Tubuh Indahku (project pertama Andika di Ivy League Music)

 

Tidak ada yang tidak mungkin dalam mengejar dan meraih cita-cita. Buktikan kepada masyarakat, terutama kepada orangtua bahwa kita dapat berdiri di atas kaki sendiri untuk sesuatu yang kita senangi; sesuatu yang di dalamnya kita terlibat secara penuh dan memperoleh penghidupan dari situ. “Find Yourself, Decide, Consistent” adalah rumus Andika. Jika dijabarkan, akan menjadi pesan yang lebih sublim bagi mereka yang merasa belum mantap akan pilihan hidupnya: “Nikmati proses mengenal diri sendiri, set dream goals, dan konsisten menjalani apapun pilihanmu!” kata Andika.

 

 

0

About the Author:

Content Writer SAE Indonesia
  Pos Berhubungan
  • No related posts found.

Add a Comment