
Geddi adalah mahasiswa program Audio SAE Indonesia. Pada tahun 2019 ia lulus dari jenjang D3 dan kini sedang meneruskan ke jenjang Bachelor Degree. Bulan Juni lalu Geddi memenangi SAE Awards 2020 di kategori Best Audio Project, dan ia adalah mahasiswa SAE Indonesia pertama yang meraih penghargaan ini. Karyanya diberi judul Music Sound Design with Daily Life Object, atau penciptaan musik dari benda-benda sehari-hari. Yang dimaksud benda sehari-hari adalah benda-benda yang ia gunakan atau konsumsi setiap harinya, misalnya: selimut, bantal, sikat gigi, botol, sein mobil, suara di sekitar stasiun dan di dalam MRT, bahkan sampai suara langkah kaki tidak luput ia masukkan dalam proyek itu, dan masih banyak lagi suara lainnya.
Suara-suara yang sudah dikumpulkan itu digabung lalu diproses, hingga menjadi bentuk musik yang harmonis. Namun agar suara-suara itu terpadu dan menghasilkan tempo yang teratur, Geddi ‘memanipulasi’ nya menggunakan software serta menambah bebunyian synthesizer, yang adalah satu-satunya instrumen musik non benda sehari-hari, supaya musik yang dihasilkannya menjadi lebih kaya. Dan tujuan lainnya adalah menyelaraskan suara-suara sekitar yang tidak musikal menjadi seperti suara instrumen musik seperti gitar, bas, drum, dll.
Ide untuk membuat karya ini awalnya adalah dari kelas Creative Project 2 yang dibimbing langsung oleh Head of Department (HOD) Audio SAE Indonesia, Yandha Krishna. Proyek yang dibuat Geddi waktu itu kurang lebih sama dengan karya musik dari benda sehari-hari ini; hingga Managing Director SAE Indonesia, Alex Gehrig, mengapresiasi dan memotivasi Geddi agar membawa karya semacam itu mengikuti SAE Awards. Geddi setuju dan mulai memproduksi. Proyek ini cukup ambisius karena Geddi mencampurkan bebunyian dengan video, sehingga unsur audio visualnya terpenuhi. Maka itu diperlukan alat-alat tambahan seperti tape recorder, kamera SLR, dan GoPro yang ditaruh di atas kepala untuk mengambil gambar kegiatannya. Geddi tidak menciptakan lagu sendiri di karya ini, namun ia mengaransemen ulang dari lagu Take Me Home, Country Roads milik John Denver. Nah, lebih uniknya lagi, referensi Geddi adalah aransemen ulang lagu itu oleh Ghibli Jazz. Ia ingin menunjukkan bahwa proses aransemen ulang bisa mengubah lagu orisinil secara penuh, dengan menggunakan instrumen-instrumen yang sepenuhnya berbeda dengan instrumen konvensional.
Setelah menyerahkan karya itu kepada panitia SAE Awards, Geddi tidak berharap akan menang. Diterima saja sudah senang, kata Geddi. Ternyata yang terjadi melampaui harapannya: ia menang. Rencananya ia mau membuat dan mengembangkan audio blog; khusus untuk membahas produksi musik dari benda sehari-hari. Selain sebagai sarana ekspresi, tujuan Geddi membuat blog ini adalah untuk mengedukasi. “Eksperimen musik seperti ini bisa membuat kita jadi lebih wise, karena apa yang kita lakukan jadi ada alasan dan maknanya,” kata Geddi.
Karena karya kreatif ini, Geddi mendapat pekerjaan di Aquarius Musikindo sebagai Art Director. Nazarudin Noor, dosen Geddi, yang merekomendasikan Geddi mendapatkan pekerjaan di label ini. Pendapatan yang diterima Geddi lebih dari cukup dan mereka memperbolehkan Geddi untuk mengambil proyek lain di luar pekerjaannya sebagai Art Director; karena sudah disepakati demikian di awal.
Geddi berpesan kepada mahasiswa atau calon mahasiswa SAE agar selalu bersungguh-sungguh mengerjakan apa yang disukai dan dianggap baik, karena akan ada hal yang tak terduga dan menantang kreatifitas di setiap hal yang kita kerjakan. “Semua ilmu yang didapatkan di SAE itu berguna dan dosen-dosennya juga asik. Mereka terbuka dan siap berdiskusi atau brainstorming,” kata Geddi. Tugas atau proyek-proyek yang diberikan dosen terkadang tidak sesuai dengan keinginan, namun tetap harus dikerjakan dan sisi baiknya adalah, menurut Geddi, tugas-tugas itu dapat dicari bagian menariknya. “Jangan terlalu tertutup dengan materi-materi kuliah karena semuanya akan berguna di dunia kerja.”
Selamat ya, Geddi!
JUL
2020
About the Author:
Content Writer SAE Indonesia