Adaptasi buku novel ke dalam film adalah proses yang menggabungkan seni kreatif dengan tantangan teknis. Kendati memiliki tujuan untuk membawa cerita berkualitas dari buku ke layar lebar, seringkali hasilnya berbeda dan tidak selalu sesuai dengan ekspektasi penggemar.
Lho, kenapa bisa jadi begitu? Apakah sutradara melakukan kesalahan besar dan seenaknya membuat alur tanpa sepengetahuan penulis cerita aslinya? Tentu saja tidak, teman-teman. Perbedaan antara novel original dengan hasil adaptasinya menjadi film adalah karena adanya tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sutradara dan tim kreatif dalam proses pembuatannya. Apa saja tantangan-tantangan itu dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk simak sampai akhir!
Tantangan dalam Membuat Film Adaptasi
1. Keterbatasan Waktu
Buku memiliki lebih banyak ruang untuk mengembangkan cerita, karakter, dan dunia yang lebih mendalam. Dalam film, durasi yang terbatas menjadi kendala utama. Sutradara dan penulis naskah harus selektif dalam memilih elemen cerita yang paling penting untuk disertakan dalam film. Hal ini sering mengakibatkan pemotongan atau penyederhanaan elemen-elemen cerita yang ada di buku.
2. Interpretasi Kreatif
Setiap orang memiliki interpretasi kreatif yang berbeda terhadap buku. Sutradara, penulis naskah, dan produser film memiliki visi mereka sendiri tentang bagaimana cerita harus disampaikan. Hal inilah yang dapat membuat adanya perubahan dalam alur cerita, karakter, atau bahkan atmosfer keseluruhan cerita. Walau begitu, memang sebaiknya sutradara berdiskusi dengan penulis novel yang akan diangkat menjadi film agar interpretasi kreatif yang dibuat tidak terlalu jauh dari yang diharapkan pengarang.
3. Kendala Teknis
Beberapa aspek dalam buku mungkin sulit atau mahal untuk diadaptasi ke dalam film. Efek visual yang rumit, maket set yang detail, atau peristiwa yang memerlukan anggaran besar dapat menjadi tantangan teknis yang signifikan.
4. Kepentingan Komersial
Produser film sering memiliki kepentingan komersial dalam adaptasi buku. Mereka mungkin ingin membuat perubahan agar cerita lebih menarik bagi audiens yang lebih luas atau agar film lebih “komersial.” Hal ini bisa berarti menghilangkan elemen cerita yang mungkin terlalu rumit atau menambahkan unsur-unsur dramatis untuk menciptakan ketegangan yang lebih besar.
5. Durasi Film
Durasi film sangat terbatas, yang berarti beberapa detail atau sub-plot dalam buku mungkin harus diabaikan untuk menjaga agar film tetap berjalan lancar. Ini bisa menyebabkan penghapusan karakter atau alur cerita yang penting dalam buku, dan terkadang hal inilah yang menjadi masalah yang paling dilihat oleh pecinta novel original.
Bagaimana Cara Sutradara Mengatasi Tantangan-Tantangan Tersebut?
Penyederhanaan Plot
Jika plot yang ditulis oleh penulis sangat panjang dan sulit untuk dirangkum dalam durasi film, maka sutradara dan penulis naskah harus berkolaborasi untuk menyederhanakan plot buku. Hal ini juga memerlukan pemahaman yang mendalam tentang inti cerita. Mereka harus memilih elemen cerita yang paling penting untuk dipertahankan dalam film sambil memotong atau menggabungkan elemen-elemen yang lain.
Fokus pada Inti Cerita
Sutradara harus mengidentifikasi apa yang menjadi inti dari cerita yang akan ia adaptasi. Pahami dahulu seluruh tema, isi cerita, dan karakter utama yang paling penting dalam buku untuk bisa mengetahui sebenarnya apa yang dibahas dalam cerita novel tersebut. Memfokuskan produksi film pada inti cerita akan membantu menjaga kesatuan cerita dan menghindari pengembangan alur yang terlalu kompleks saat pembuatan film nanti.
Dialog dan Pemahaman Karakter
Dialog yang baik dalam film dapat membantu menyampaikan informasi penting dan menggambarkan karakter dengan lebih baik daripada narasi eksposisi panjang. Tentu saja dialog harus disusun semirip mungkin dengan bagaimana sang penulis biasa menuliskan dialog tiap karakter, karena itu sutradara perlu memahami kepribadian tiap karakter dalam novel yang ia adaptasi. Pemahaman yang mendalam tentang karakter juga nantinya akan membantu aktor/aktris memerankan peran mereka dengan lebih baik.
Kreativitas Visual
Sinematografi, efek khusus, dan desain set yang kreatif dapat membantu mengkomunikasikan elemen-elemen yang ada dalam narasi cerita yang mungkin sulit dijelaskan dalam kata-kata atau dialog. Sutradara harus menggunakan kreativitas visual mereka untuk menjelaskan narasi panjang dalam buku menjadi sebuah adegan yang bisa dipahami hanya dengan dilihat saja oleh penonton.
Konsultasi dengan Penulis Asli
Sepanjang pembuatan film, sutradara dapat berkomunikasi dengan penulis buku jika memungkinkan. Lebih baik lagi jika sutradara berkomunikasi dengan penulis sejak awal pembuatan skenario. Ini dapat membantu memahami visi asli penulis dan memberikan wawasan tentang elemen cerita yang harus dipertahankan sebagai ciri khas cerita. Jika sutradara ingin membuat perubahan tanpa berkonsultasi dengan penulis asli, maka sutradara harus memastikan bahwa perubahan yang ia buat tidak akan menghancurkan cerita aslinya.
Menghormati Cerita Original dan Pandangan Penggemar
Tentunya novel yang akan diadaptasi memiliki penggemar. Tim produksi harus bisa memahami cinta mendalam yang dimiliki penggemar novel tersebut dan berusaha sekuat mungkin untuk tidak menghancurkan harapan mereka. Tunjukkan pada penggemar novel yang diadaptasi bahwa sutradara dan kru pembuatan film menghormati penulis dan karya yang ia buat. Ini penting untuk menjaga hubungan baik dengan basis penggemar nantinya saat film sudah rilis dan tayang di layar lebar.
OKT
2023
About the Author: