
Fabiana, atau yang biasa dipanggil Vanya, adalah mahasiswi Music Business SAE Indonesia. Karena hobi menyanyi sejak kecil, kini ia tengah merintis karier sebagai penyanyi dan penulis lirik dan sudah menghasilkan 2 single bersama J.Sein yaitu ‘Useless’ dan ‘Into You’.
Selain bernyanyi, Vanya juga terlibat di Renthouse Project, label musik yang didirikan oleh 2 mahasiswa Music Business SAE Indonesia, Naufal Fahrezi dan Daffa Pranadjaja. Ia membantu mengurus Ufuk Timur, band pop/rock yang beranggotakan 6 mahasiswa SAE Indonesia. Vanya membantu promosi, membuat konsep dan brainstorming dengan para personel Ufuk Timur untuk kemajuan band ke depannya.
Memilih langkah berikutnya dari perjalanan hidup kita itu tidak selalu mudah; banyak pertimbangan yang harus kita hadapi dan pikirkan baik-baik agar tidak terjerumus dalam lubang kegagalan menjelang usia dewasa. Begitu lulus sekolah, Vanya bimbang antara memilih jurusan seni atau psikologi. Karena tidak mau berlarut dalam kebimbangannya dan khawatir salah memilih jurusan, ia memutuskan untuk ‘gap year’ atau tidak kuliah selama 1 tahun; kebetulan orangtuanya juga mendukung keputusan ini. Setahun berlalu dan Vanya akhirnya memilh jurusan Psikologi di salah satu universitas swasta di Jakarta. Ketika ingin membayar uang kuliah Ayahnya bertanya “Kamu yakin?” alhasil Vanya bingung lagi. Suatu hari, Vanya melihat postingan snapgram salah satu temannya yang kuliah di SAE Indonesia, yang kemudian menginspirasinya untuk mendaftar kuliah di SAE. Kali ini sang ayah tidak ‘membingungkan’ Vanya lagi; beliau langsung mendukung sepenuhnya.
Awalnya Vanya ingin mengambil program Audio, tapi karena ingin mempelajari seluk beluk industri musik maka ia memilih program Music Business. SAE adalah kampus vokasi (kejuruan) maka calon-calon mahasiswa yang sudah memiliki karya yang berhubungan dengan audio production, animasi, film production, dan musik akan mempunyai nilai tambah tersendiri. Vanya pun demikian; selama masa gap year, ia membuat project bersama dengan J.Sein yang dapat didengarkan di sini. Dari momen itulah Vanya terpikir untuk kuliah musik, yang akhirnya terwujud.
Dari semester awal, para mahasiswa SAE sudah dilatih bagaimana cara bekerja sebagai profesional di industri kreatif melalui berbagai macam project. Di semester 1 Vanya mendapat tugas untuk mencari sebuah band dan menganalisis keunggulan band tersebut, siapa saja kompetitornya, bagaimana caranya band tersebut bisa lebih unggul dari kompetitor, singkatnya bagaimana memanajeri sebuah band.
Pada mata kuliah Ethics, Citizenship, Pancasila, Bahasa Indonesia, Vanya membuat sebuah lagu bertemakan Pancasila. Mata kuliah Pancasila memang menjadi mata kuliah wajib di banyak kampus pada semester awal, namun di SAE mata kuliah ini lebih jauh ditujukan pada penciptaan karya kreatif. Sebab lima sila Pancasila tidak cukup hanya dihapalkan, tapi juga harus diamalkan melalui tenaga-tenaga kreatif Generasi Z.
“Banyak tugas-tugas yang berujung jadi pintu-pintu yang terbuka,” ujar Vanya. Mahasiswa-mahasiswa SAE tidak hanya diarahkan untuk pintar secara akademis, namun juga dapat menembus batas kreatifitas (inovatif) di bidang yang mereka pilih. Melalui project-project, baik project kolaboratif antar program studi ataupun project perseorangan/kelompok, setiap mahasiswa diproyeksikan untuk dapat menyelesaikan project itu dengan profesional, Seperti kata Vanya ‘tugas-tugas berujung jadi pintu yang terbuka’ , mahasiswa dapat menyambut setiap kesempatan yang ada; hal yang mereka pelajari sewaktu masih kuliah dan dapat diterapkan ketika memasuki dunia kerja: pembangunan jaringan.
Sukses selalu, Vanya!
OKT
2020
About the Author:
Content Writer SAE Indonesia