Blog

Mengungkap Seni Skenario Layar Lebar

Posted by:

Apakah teman-teman pernah memerankan drama di sekolah? Sebelum membuat pemeranan drama, pasti teman-teman membuat naskah dramanya terlebih dahulu agar bisa mementaskan cerita yang teman-teman angkat dalam drama dengan baik. 

Sama halnya dengan drama, film juga membutuhkan naskah alur cerita sebelum pembuatannya dimulai. Naskah ini biasa kita kenal dengan sebutan naskah film atau skenario. Skenario adalah suatu naskah cerita yang menjadi dasar produksi sebuah film. Skenario bisa merupakan karya orisinal atau adaptasi karya yang sudah ada. Melalui skenario, ide dan konsep cerita diubah menjadi adegan-adegan yang terstruktur dengan dialog yang nantinya akan menjadi pedoman tim produksi maupun aktor/aktris saat rekaman.

 

Sejarah Skenario

Pada awalnya, film-film yang diproduksi hanya berupa potongan-potongan visual pendek tanpa ada narasi yang jelas. Seiring berjalannya waktu, para pembuat film menyadari pentingnya cerita yang terstruktur dalam film agar penonton dapat mengerti isi dan pesan yang ingin disampaikan. 

Sebelum masuk abad ke-20, skenario masih berupa narasi singkat tentang alur cerita. Contohnya, film seperti A Trip to the Moon (1902) dan The Great Train Robbery (1903) memiliki skenario yang hanya berisi daftar judul adegan dan penjelasan rinci tentang tindakan dalam adegan. Pada saat itu, masih belum ada dialog yang dituliskan dalam skenario.

Hal ini perlahan mulai berubah pada tahun 1920-an karena munculnya film bersuara. Banyak sutradara film di masa itu mulai menambahkan dialog agar film mereka lebih menarik dan berisi. Minat akan film yang bersuara pun memicu kebutuhan penulisan skenario yang lebih terstruktur, dengan penekanan pada dialog dan tindakan karakter.

Sejak itu, skenario berkembang menjadi bentuk yang lebih kompleks. Tak hanya berisi alur cerita dan dialog saja, detail setiap adegan pada akhirnya mulai dituliskan juga dalam skenario. Film-film seperti Gone with the Wind (1939) dan Casablanca (1942) menjadi contoh film hasil penulisan skenario yang berisi instruksi lengkap dan dialog pada masa itu.

 

Cara Menulis Skenario

Menulis skenario terlihat gampang. Tapi apa iya nyatanya begitu? Seorang penulis skenario harus memiliki pemahaman mendalam tentang struktur cerita, karakterisasi, dialog, serta teknis produksi film yang akan dia buat. Kalau tidak, bisa-bisa skenario yang sudah ditulis malah membuat bingung seluruh kru produksi dan aktor/aktris. Lalu bagaimana caranya menulis skenario yang baik dan jelas?

 

1. Temukan Konsep Cerita

Mulailah dengan menemukan dan mengembangkan konsep cerita yang menarik. Pertimbangkan tema, genre, dan pesan yang ingin kamu sampaikan melalui film yang kamu buat. Semakin kuat konsep yang kamu susun, maka semakin mudah juga pembuatan skenariomu. Skenario yang baik dan jelas akan memudahkan kamu membuat film yang menarik.

 

2. Tentukan Struktur Cerita

Skenario umumnya mengikuti struktur tiga babak: pengenalan, konflik, dan resolusi. Tentukan poin-poin kunci dalam masing-masing babak serta puncak konflik yang bisa membuat ceritamu menarik.

 

3. Kembangkan Karakter

Buat karakter-karakter yang sesuai dengan konsep cerita. Kamu boleh membuat berapapun karakter yang kamu mau selama kamu rasa karakter itu dibutuhkan dalam cerita. Yang pasti, kamu harus membedakan sifat, watak, dan motivasi setiap karakter dan menuliskannya secara konsisten sampai akhir cerita. Hal ini sangat penting karena tidak akan seru kalau semua karakter memiliki sifat yang sama.

 

4. Tulis Sinopsis atau Outline

Buatlah sinopsis atau outline yang merangkum alur cerita secara keseluruhan. Kamu bisa tambahkan informasi-informasi yang sedikit lebih mendalam tentang setiap adegan. Sinopsis atau outline ini nantinya akan kamu butuhkan sebagai dasar untuk menulis adegan yang lebih rinci.

 

5. Membuat Naskah Skenario 

Mulailah menulis naskah skenario dengan detail daripada outline yang telah kamu buat. Kamu bisa menggunakan format standar penulisan skenario yang mana saja asalkan mencakup deskripsi adegan yang detail dan dialog-dialog untuk karaktermu. Jangan lupa perhatikan penggunaan pengaturan tempat, waktu, serta pengenalan sifat karakter yang sudah kamu buat sebelumnya.

 

6. Fokus pada Dialog

Dialog adalah elemen penting dalam skenario, karena itu kamu harus memberikan perhatian ekstra pada setiap dialog karaktermu. Buatlah dialog yang menggambarkan karakter, memajukan plot, dan terdengar natural jika dikatakan. Kamu bisa coba bacakan dialog-dialog itu secara lisan untuk mengetahui apakah dialog yang sudah kamu buat terdengar natural atau tidak. Sebaiknya hindari dialog yang terlalu berlebihan atau terlalu kaku.

 

7. Pertimbangkan Aspek Teknis

Selama menulis, kamu perlu mempertimbangkan semua aspek teknis produksi seperti lokasi, pencahayaan, dan peralatan yang ada. Dengan mengetahui ketersediaan aspek teknis ini, kamu bisa menyesuaikan adegan dalam skenario untuk memudahkan pengambilan gambar maupun penyesuaian kebutuhan budget pembuatan film mu. 

 

8. Revisi dan Perbaikan

Setelah menulis naskah pertama, lakukanlah revisi. Kamu perlu melakukan tahap ini berulang kali hingga skenario yang kamu buat sudah baik dan jelas. Tinjaulah struktur cerita, karakter, dan dialog dengan kritis serta sesuaikan kembali dengan konsep dan outline yang sudah kamu buat. Jika kamu kebingungan, kamu juga bisa melibatkan orang lain untuk memberikan masukan. Gunakanlah masukan dari mereka untuk mengembangkan skenariomu menjadi lebih baik.

 

9. Edit dan Format

Setelah naskah yang kamu buat sudah cukup matang, lakukan pengeditan akhir untuk memastikan tata bahasa, ejaan, dan format naskah sudah sesuai standar. Bacalah ulang seluruh adegan dan pastikan tidak ada kesalahan kata maupun dialog.

 

10. Ajukan dan Lanjutkan Pengembangan

Setelah skenario buatanmu selesai, kamu bisa coba ajukan ke produser atau studio film yang mungkin tertarik dengan ceritamu. Siapkan diri untuk menerima feedback dari mereka dan lakukan perbaikan lebih lanjut sebelum skenario buatanmu diambil untuk produksi film.

 

Bagaimana teman-teman? Proses menulis skenario ternyata panjang, ya. Seorang penulis skenario juga harus punya keterampilan untuk membuat dialog yang terdengar natural dan bisa menggabungkannya menjadi satu adegan utuh. Dengan memahami struktur cerita dan karakterisasi kamu pasti bisa menciptakan skenario yang memikat dan berpotensi menjadi karya film yang menginspirasi.

Kalau teman-teman tertarik untuk mempelajari tentang perfilman khususnya skenario, teman-teman bisa bergabung dengan kami di SAE Indonesia!

0

About the Author:

  Pos Berhubungan
  • No related posts found.

Add a Comment


https://jdih.sumbawakab.go.id/ https://perpus.pn-wates.go.id/ https://si-asik.tubaba.go.id/assets/kygacor/ https://piramida.cimahikota.go.id/storage/banner/ https://kpta.teknik.unpas.ac.id/icon/horas88/ https://pustaka.iainlangsa.ac.id/wp-content/kzgacor/ https://feb.budiluhur.ac.id/assets/sdemo/ https://salemba.budiluhur.ac.id/assets/sgacor/